Tata Nama Senyawa Sederhana
1). Tata Nama Senyawa Molekul ( Kovalen ) Biner.
Senyawa biner adalah senyawa
yang hanya terdiri dari dua jenis unsur.
Contoh : air (H2O),
amonia (NH3)
a). Rumus Senyawa
Unsur yang terdapat lebih
dahulu dalam urutan berikut, ditulis di depan.
B-Si-C-Sb-As-P-N-H-Te-Se-S-I -Br-Cl-O-F
b). Nama Senyawa
Nama senyawa biner dari dua
jenis unsur non logam adalah rangkaian nama kedua jenis unsur tersebut dengan
akhiran –ida (ditambahkan pada unsur yang kedua).
Catatan :
Jika pasangan unsur yang
bersenyawa membentuk lebih dari sejenis senyawa, maka senyawa-senyawa yang
terbentuk dibedakan dengan menyebutkan angka indeks dalam bahasa Yunani.
1 = mono 2 = di 3 = tri 4 = tetra 5 = penta
6 = heksa 7 = hepta 8 = okta 9 = nona 10
= deka
Angka indeks satu tidak perlu
disebutkan, kecuali untuk nama senyawa karbon monoksida.
Contoh : SO2 = Sulfur dioksida
c). Senyawa yang sudah umum dikenal, tidak perlu mengikuti aturan di
atas.
Contoh : H2O = air
2). Tata
Nama Senyawa Ion.
Kation = ion bermuatan positif (ion logam)
Anion = ion bermuatan negatif (ion non logam atau ion
poliatom)
Perhatikan tabel halaman 143-144 dari Buku Paket 1A!
a). Rumus Senyawa
Unsur logam ditulis di depan.
Rumus senyawa ion ditentukan oleh perbandingan muatan kation dan anionnya.
Kation dan anion diberi indeks sedemikian rupa sehingga senyawa bersifat
netral (å muatan positif = å muatan negatif).
b). Nama Senyawa
Nama senyawa ion adalah
rangkaian nama kation (di depan) dan nama anionnya (di belakang); sedangkan
angka indeks tidak disebutkan.
Catatan :
Ø
Jika unsur logam mempunyai lebih dari sejenis
bilangan oksidasi, maka senyawa-senyawanya dibedakan dengan menuliskan bilangan
oksidasinya (ditulis dalam tanda kurung dengan angka Romawi di belakang nama
unsur logam itu).
Ø
Berdasarkan cara lama, senyawa dari unsur logam
yang mempunyai 2 jenis muatan dibedakan dengan memberi akhiran –o untuk muatan yang lebih rendah dan
akhiran – i untuk muatan yang lebih
tinggi.
Cara ini kurang informatif karena tidak menyatakan bilangan oksidasi unsur
logam yang bersangkutan.
3). Tata
Nama Senyawa Terner.
Senyawa terner sederhana
meliputi : asam, basa dan garam.
Reaksi antara asam dengan basa
menghasilkan garam.
a). Tata Nama Asam.
Asam adalah senyawa hidrogen yang di dalam air mempunyai rasa masam.
Rumus asam terdiri atas atom H (di depan, dianggap sebagai ion H+) dan suatu anion yang disebut sisa asam.
Catatan : perlu diingat bahwa asam adalah senyawa molekul, bukan senyawa
ion.
Nama anion sisa asam = nama asam yang bersangkutan tanpa kata asam.
Contoh : H3PO4
Nama asam = asam fosfat
Rumus sisa asam = (fosfat)
b). Tata Nama Basa.
Basa adalah zat yang jika di
dalam air dapat menghasilkan ion
Pada umumnya, basa adalah
senyawa ion yang terdiri dari kation logam dan anion
Nama basa = nama kationnya
yang diikuti kata hidroksida.
c). Tata Nama Garam.
Garam adalah senyawa ion yang
terdiri dari kation basa dan anion sisa asam.
Rumus dan penamaannya =
senyawa ion.
4). Tata
Nama Senyawa Organik.
Senyawa organik adalah
senyawa-senyawa C dengan sifat-sifat tertentu.
Senyawa organik mempunyai tata
nama khusus, mempunyai nama lazim atau nama dagang ( nama trivial ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar